Wali Kota Medan Paparkan Program Strategis di Hadapan BEM Medan
SUARASUMUT– Wali Kota Medan, Bobby Nasution, memanfaatkan momen dialog terbuka bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Medan untuk memaparkan sejumlah program strategis pemerintah kota. Acara yang berlangsung di Balai Kota Medan menjadi ruang komunikasi langsung antara pemimpin daerah dan mahasiswa sebagai elemen kritis perubahan.
Dalam pemaparannya, Bobby menyoroti tiga fokus utama pembangunan Kota Medan: peningkatan infrastruktur dasar, penguatan UMKM, serta digitalisasi pelayanan publik. Ia menyebutkan bahwa Medan kini tengah bertransformasi menjadi kota metropolitan yang tidak hanya modern, tapi juga inklusif dan berbasis partisipasi warga.
Salah satu program yang menarik perhatian mahasiswa adalah revitalisasi kawasan heritage Kesawan. Menurut Bobby, kawasan tersebut tak hanya akan menjadi ikon wisata sejarah, tapi juga pusat ekonomi kreatif yang melibatkan peran aktif generasi muda. “Kami ingin Medan punya wajah kota yang membanggakan, tanpa meninggalkan akar budayanya,” tegasnya.
Dialog sempat berlangsung dinamis saat sejumlah perwakilan BEM mempertanyakan isu banjir, kemacetan, dan pengelolaan sampah. Bobby menyambut kritik tersebut dengan terbuka. Ia menjelaskan bahwa proyek normalisasi drainase dan penataan sistem transportasi terpadu sedang dijalankan secara bertahap, termasuk pengadaan armada pengangkut sampah berbasis energi bersih..
Baca juga: Prof. Furtasan Hibahkan 100 Sepeda Listrik ke UIN Syarif Hidayatullah
Tak hanya soal fisik kota, Bobby juga menekankan pentingnya pembangunan karakter dan SDM, terutama anak muda. Ia mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam program kolaboratif Pemko Medan, seperti Medan Youth Forum dan Medan Berdaya. “Kritik itu penting, tapi jauh lebih kuat jika disertai kontribusi nyata,” ujarnya, disambut tepuk tangan.
Ketua BEM Universitas Negeri Medan (Unimed), Dwi Prasetya, mengapresiasi keterbukaan Wali Kota Medan dalam berdialog langsung dengan mahasiswa. Ia berharap forum-forum semacam ini bisa rutin digelar agar suara mahasiswa lebih didengar dalam proses pembangunan kota. “Kami bukan oposisi, tapi mitra kritis,” ujarnya.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama dan komitmen bersama antara Pemko Medan dan aliansi BEM untuk membentuk forum konsultatif pemuda kota. Dengan semangat kolaborasi, diharapkan ke depan Medan bisa tumbuh menjadi kota yang tidak hanya besar secara fisik, tapi juga kuat secara sosial dan intelektual.
Pertemuan ini menjadi bukti bahwa komunikasi antara pemimpin dan generasi muda adalah kunci dalam membangun kota yang berdaya saing dan berkelanjutan. Kolaborasi lintas sektor pun menjadi langkah strategis untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai harapan semua pihak.
Respon (1)
Komentar ditutup.